TERBONGKAR ! SOSOK SEJATI ANIES ADALAH “ANTEK AMERIKA VIA PKS”!

  


Duta Besar Amerika Serikat Sung Yong Kim yang menyambangi DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) pada Rabu (15/2). Diterima langsung oleh Presiden PKS Ahmad Syaikhu tentunya bukan sekedar mengagendakan diskusi harga minyak goreng dan cabe yang mulai naik jelang Ramadhan. Atau berdua bikin konten Tiktok bareng sambil goyang K-pop.

Kebijakan politik luar negeri negara Paman Sam yang mengusung slogan "American First" bertemu dengan Partai Islam konservatif sekelas PKS dipastikan beragenda politik.

PKS yang cenderung militan memperjuangkan kepentingan muslim berpolitik, melakukan negosiasi dukungan dengan negara yang tidak peduli kepentingan Islam atau bukan. Yang ada hanya kepentingan Amerika.

Amerika menunggangi kepentingan politik agama yang menjadi fatsun PKS untuk suksesi 2024. Yang kemudian terjadi dari pertemuan "rahasia" tersebut menghasilkan dukungan kepada Anies Baswedan sebagai Capres 2024 yang dideklarasikan resmi pada Kamis (23/2). Seperti yang sudah banyak diduga banyak pengamat, bahwa akhirnya Anies Baswedan adalah "Golden Boy" Amerika tidak bisa terelakkan.

Bagaimana seorang mantan Gubernur DKI yang pada setiap kampanye banyak ditolak berbagai daerah dan dicap sebagai bapak politik identitas bonus segudang potensi kasus kebobrokan pengelolaan anggaran DKI bisa diusung menjadi calon Presiden Indonesia.

Bertolak dari catatan kepentingan Amerika, Anies dan PKS menjadi strategi konstelasi politik. Kenapa bukan Nasdem yang nota bene lebih dulu mendeklarasikan Anies.

Harus diakui, Surya Paloh dengan strateginya sudah berusaha memisahkan Anies dengan pendukung dari kubu Islam militan. Tiba-tiba PKS dengan santai menyalip di tikungan ikut mendukung Anies atas restu Amerika.

Meski PKS tidak bisa sendirian mengajukan calon Presiden, setidaknya sudah lebih confidence dipercaya oleh Amerika menggarap anak titipan CIA itu. Pertanyaan bagi masih awam : Pemilu kan terjadi di Indonesia, mengapa minta dukungannya ke Amerika. Bukan kepada masyarakat pemegang hak suara?

Fakta 2 periode Amerika "kalah" menitipkan kepentingan di Indonesia membuat mereka tidak ingin meraih hatrick. Pemilu 2014 dan 2019 sudah cukup kekecewaan Amerika mendukung Prabowo yang dua kali dikalahkan oleh Jokowi. Gegara Jokowi Freeport lepas, kepentingan investasi Tiongkok masuk, ekspor nikel dilarang cukup menggerus kepentingan Amerika dalam upaya melanjutkan penguasaan SDA.

Agenda politik PKS yang sebelumnya mengusung spirit "mengislamkan Indonesia" pada akhirnya berubah 180 derajat. Dari mensejahterakan umat berubah menjadi menyenangkan pihak Amerika dan sekutunya.

Itulah yang sedang terjadi. Mendukung PKS dengan Capres Anies Baswedan pada akhirnya menguntungkan Amerika yang selama kalian dikafir-kafirkan.


Posting Komentar

0 Komentar