GANJAR PRANOWO SEBUT SEJARAH INDONESIA TIDAK BISA DIPISAHKAN DARI KONTRIBUSI ETNIS TIONGHOA

  


Capres Ganjar Pranowo menyebut sejarah Bangsa Indonesia tak bisa lepas dari kontribusi etnis Tionghoa, maka kerukunan yang selama ini terjaga harus terus dirawat tanpa membeda-bedakan.

Untuk merawatnya, lanjut Ganjar, Indonesia sudah memiliki landasan kuat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yaitu Pancasila.

“Merawat Indonesia, menurut saya itu sesuatu yang penting sehingga nilai-nilai inilah yang mesti kita kawal terus-menerus agar sesama anak bangsa rukun tanpa membeda-bedakan sukunya, agamanya, dan rasnya,” kata Ganjar, baru-baru ini.

Ganjar yang hadir di acara pelantikan Ketua Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Jawa Tengah Bambang Wuragil itu, berharap perkumpulan tersebut dapat terus berkontribusi dalam merawat Indonesia.

Gubernur dua periode itu juga menyinggung perbedaan suku, ras, dan agama tidak menghalangi kehidupan bernegara dan berkemanusiaan. Seperti halnya kehidupan di Lasem, Jawa Tengah yang pernah menjadi kota pelabuhan besar dan pernah ada perdagangan saham di sana.

Menurut Ganjar, satu hal yang menarik di Lasem adalah kehidupan antarwarga yang berbeda etnis. Bahkan hal itu masih bertahan sampai saat ini. Termasuk ketika ada acara tradisi di sana, partisipasi warga terlihat denga ada yang menyumbang makanan dan minuman, bahkan menyokong pertunjukan barongsai.

“Itu juga muncul di batiknya. Jawanya ada, arabnya ada, khas Tiongkoknya ada. Dinamis dan menarik. Negara harus bisa merawat itu. Begitu ada orang yang menggangu kita harus bersuara,” ujarnya.

Di acara yang dihadiri Ketua Dewan Kehormatan PSMTI Pusat Hary Tanoesoedibjo dan Ketua Umum PSMTI Wilianto Tanta, Ganjar menyebutkan dua tokoh Tionghoa yang memiliki peran kuat dalam perjuangan merebut kemerdekaan Indonesia.

Di antaranya Laksamana Muda TNI John Lie atau juga dikenal sebagai Jahja Daniel Dharma dan Yap Tjwan Bing yang menjadi anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).

“Sejak Indonesia lahir mereka sudah banyak berperan juga. Hanya mungkin tidak terlalu populer saja. Makanya tadi saya ingatkan dan kaget dengan nama-namanya,” ujarnya.

Ganjar juga senang dengan semangat merawat Indonesia yang digelorakan oleh PSMTI selama berorganisasi. Di mana aksi-aksinya kuat di bidang sosial, budaya dan pendidikan.

“Saya senang dari pemimpinnya menyampaikan bagaimana kita merawat Indonesia. Itu menurut saya sesuatu yang penting sehingga nilai-nilai inilah yang mesti kita kawal terus menerus,” katanya.

Seperti diketahui, PSMTI merupakan organisasi etnis Tionghoa terbesar di Indonesia. Berusia 25 tahun, PSMTI tersebar di 32 provinsi dan 300 kabupaten kota dengan jumlah pengurus lebih dari 600 ribu orang.


Posting Komentar

0 Komentar