Anies bilang, ada banyak pengusaha yang mau membantu dia di pilpres. Tapi sayangnya, para pengusaha yang mau bantu dia hanya didominasi oleh pengusaha kelas menengah, bukan kelas atas. Lalu dia ditanya kenapa begitu?
Para pengusaha itu takut. Anies bilang, setelah ketemu dia, sejumlah pengusaha itu diperiksa laporan pajaknya. Akhirnya mereka takut mendukung Anies. Dia kasih contoh, pernah ada pengusaha yang sempat membantu aktivitas para relawan Anies di beberapa daerah. Tidak lama setelah itu, pengusaha itu langsung diperiksa meski pemeriksaan itu disebut sebagai pemeriksaan acak.
Lalu ada satu staf khusus dari kementerian Keuangan, Yustinus Prastowo, dia membantah omongan Anies yang seolah menyimpulkan ada muatan politis dari pemeriksaan pajak terhadap pengusaha yang mau mendukung Anies.
Dia menyampaikan 4 poin bantahan. Tapi intinya, dia bilang pemeriksaan pajak cuma bisa dilakukan jika wajib pajak ada kelebihan bayar pajak atau ada data akurat yang menunjukkan tingkat risiko tinggi sehingga kepatuhan harus diuji, sehingga dengan demikian, tidak mungkin pemeriksaan dapat dilakukan dengan motif subyektif misalnya karena motif politik.
Anies play victim model begini, supaya kalau dia nanti kalah, kalahnya lebih terhormat dan ksatria. Dia tinggal ngomong ke publik, dia harusnya bisa menang tapi dijegal dan dihancurkan negara. Padahal, prestasi amburadul, elektabilitas udah jelas pasti kalah telak. Kalah seperti itu sangat memalukan.
Anies, kan, orangnya gengsi. Maunya enaknya aja, yang gak enaknya dilempar ke orang lain. Kalau ada penghargaan atau potong pita, dia yang palin cepat datang. Tapi kalau ada masalah, dia yang paling cepat tiarap. Orang lain diminta jadi bemper. Begitu juga kalau kalah pilpres, Anies malu. Makanya dia mau menggoreng isu kekalahan di pilpres nanti biar gak terlalu malu-maluin. Demi harga diri, demi martabat, Anies apa sih yang gak berani ngomong. Warga DKI aja pernah dikibuli habis-habisan.
Intinya, Anies ini tidak siap kalah. Ini tanda-tanda Anies mulai mencium bau kekalahan dan berusaha cari cara untuk mengubah keadaan. Harusnya Anies berguru sama orang yang baru-baru ini dia khianati. Tapi mau gimana lagi, orangnya yang keburu sakit hati dan udah move on pindah ke koalisi Prabowo. Jadi ilmu play victim masih belum sempurna, masih level amatir kayak anak kecil baru belajar menulis.
Justru Anies ngomong begini, orang-orang malah curiga. Kenapa mereka takut diperiksa pajaknya? Kalau jujur, ngapain takut. Seperti kata pepatah, kalau bersih, kenapa risih. Kalau mereka dukung Anies, lalu diperiksa pajaknya, lalu takut, ini jadi kontradiksi. Pertanyaan yang bikin orang bingung adalah, kenapa takut diperiksa pajaknya?
0 Komentar