Willy Aditya Nasdem Kaburkan Sejarah Rengasdengklok Demi Tarik Simpati Rakyat Untuk Anies!

  


Viral, Ketua DPP Nasdem Willy Aditya kaburkan sejarah Rengasdengklok demi Anies. Dia sebut Pemuda Menteng 31 menolak Bung Karno jadi Presiden RI. Willy Aditya kaburkan sejarah Rengasdengklok 16 Agustus 1945, jadi viral demi Anies. Diungkap dalam Podcast CNN Indonesia (29/7).

Sejarah Rengasdengklok adalah peristiwa penculikan Bung Karno dan Bung Hatta oleh para pemuda yang bermarkas di Jalan Menteng 31 (kini Gedung Joang '45). Pemuda Menteng 31 menculik Bung Karno untuk diamankan ke Rengasdengklok, sebuah kecamatan di Kabupaten Kerawang Jawa Barat pada 14 Agustus 1945.

Mereka kuatir Bung Karno dan Bung Hatta dipengaruhi sisa kekuasaan Jepang di Indonesia pasca Jepang menyerah pada sekutu 14 Agustus 1945. Pemuda Menteng 31 pun mendesak Bung Karno segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia memanfaatkan kekosongan kekuasaan di Indonesia dari Jepang.

Hingga akhirnya, Bung Karno dan Bung Hatta membacakan proklamasi kemerdekaan RI pada tanggal 17 Agustus 1945 Pukul 10.00 WIB di halaman Gedung Joang '45 Jalan Menteng 31, Jakarta.

Namun dari mulut Ketua DPP Nasdem Willy Aditya, sejarah Rengasdengklok berubah demi Anies. Willy bercerita para Pemuda Menteng 31 menemui Syahrir karena menolak Bung Karno jadi Presiden. Mereka tak ingin Bung Karno bacakan teks Proklamasi.

Kata Willy, Para pemuda Menteng 31 menolak Bung Karno jadi Presiden, "Alasannya karena Bung Karno di cap sebagai kolaborator Jepang setelah jadi bintang iklan Romusha," ujarnya.

Lalu mereka menemui Syahrir, "Bung, ente yang paling konsisten melawan kolonialisme. Ente jadi presiden," ujarnya. Tapi ditolak Syahrir.

Pemuda Menteng 31 tak patah semangat gagalkan Bung Karno jadi presiden. "Lalu mereka menemui Amir Syarifudin. Minta agar bersedia bacakan teks proklamasi dan jadi presiden. Tapi Amir menolak," kata Willy.

"Lihat, bagaimana para elite tokoh nasional memiliki rasa kerelaan untuk tidak berkuasa," kata Ketua DPP Nasdem Willy Aditya kaburkan sejarah Rengasdengklok.

Peristiwa hoaks itu, dipresentasikan Willy sebagai sikap rela Ketua Parpol Koalisi Perubahan yang beri kesempatan Anies untuk memilih pasangan Cawapresnya. "Ada sikap yang sama dengan kerelaan tokoh nasional dahulu di peristiwa Rengasdengklok, dengan sikap Ketua Parpol di Koalisi Perubahan," kata Willy bangga.

Sikap Ketua DPP Nasdem Willy Aditya jadi persoalan serius. Demi mendapat simpati dukungan pada Anies, dia rela kaburkan peristiwa penting dalam sejarah berdirinya Republik Indonesia.


Posting Komentar

0 Komentar