Sifat Tempramental dan Otoriter Prabowo Tak Akan Pernah Hilang, Ia Tak Bisa Menyamai Level Jokowi

  


Prabowo ini masih bersifat otoriter. Otoriter yang keras ya, maksudnya yang kaku gitu. Beda dengan Presiden Jokowi, kita tidak pernah melihat Presiden Jokowi ini keras terhadap warga yang menzolimi beliau dan keluarga beliau.

Dari kejadian itu, Prabowo ini masih merasa harus dilayani ya. Gak seperti Presiden Jokowi ya. Setahu saya Presiden Jokowi itu minim minta dilayani. Dikasih makanan apa pun ya dimakan, gak minta ini itu.

Mirip-mirip dengan karakter para pemimpin generasi muda milenial di perusahaan swasta, yang mayoritas bersikap melayani diri sendiri untuk hal-hal yang sifatnya personal ya. Seperti kalau mau ngopi ya bikin atau beli sendiri. Mau fotokopi ya fotokopi sendiri. Kira-kira seperti itu ya.

Di tengah-tengah orasinya, Prabowo mungkin ingin minum ya. Dia tampak mencari-cari minuman di sekitar mimbar pidatonya. Namun, ketika menemukan cangkir minuman, ternyata cangkir itu kosong. Prabowo kemudian menyebut panitia nakal sambil seperti becanda membalik cangkir yang dipegangnya.

Tidak lama kemudian datanglah seorang laki-laki berseragam membawakan cangkir minuman. Ketika orang itu hendak meninggalkan panggung, Prabowo menahannya, lalu menyuruh dia melakukan gerakan squat jump. Terdengar suara Prabowo tertangkap mikrofon, “squat jump dulu, squat jump”, katanya Sumber. Laki-laki itu melakukan gerakan squat jump selama 4 atau 5 kali ya, dan sesudah itu baru meninggalkan panggung.

Ini bukan soal karakter yang buruk atau yang baik. Perbedaan karakter itu lumrah dan sangat wajar ya. Saya tidak bilang bahwa karakter Prabowo itu jelek. Namun, yang perlu diperhatikan oleh calon pemilih adalah, konsekuensi dari pilihannya. Buat yang hendak memilih Prabowo sebagai capres, sementara di era Jokowi sudah menikmati kebebasan mengeluarkan opini, bahkan sampai mengedarkan hoaks.

Selama ini kan didiamkan saja oleh Presiden Jokowi dan keluarganya. Difitnah keturunan PKI lah, digambarkan seperti mumi, disebut plonga plongo, disebut otoriter, difitnah tidak akan membolehkan orang azan dan sebagainya, Presiden Jokowi kan diam saja. Coba kalau presidennya itu Prabowo, situ berani edit fotonya dibuat aneh-aneh lalu disebarkan di medsos? Saya gak yakin Prabowo bakal diam saja. Bisa jadi bakal diperkarakan. Yang membawakan minuman saja dihukum dengan squat jump, padahal belum tentu dia yang salah, atau dia yang lupa menyediakan minuman kan? Bisa jadi yang mengantarkan minuman itu ya sekedar nganterin aja. Bukan panitia. Ya gak? Kalau ternyata benar demikian, maka hukuman yang diberikan oleh Prabowo itu jadi tidak tepat sasaran dong ya.

 

 


Posting Komentar

0 Komentar