Akibat terlalu emosional dan tidak mampu mengendalikan diri, Gibran jadi viral karena bangkit dari kursi lalu mengayunkan kedua tangannya berulang-ulang ke atas mirip seorang pemandu sorak. Itu terjadi saat Prabowo sedang adu sanggah dengan Anies soal putusan MK yang dianggap tidak etis yang meloloskan Gibran sebagai cawapres.
Image pemimpin muda langsung rontok, ibarat daun pohon di musim gugur. Sosok yang biasanya kalem di hadapan media akhirnya terbantahkan.
Gibran memang sudah minta maaf sih, tapi itu tidak akan mengubah pandangan publik yang agak terkejut dengan perubahan sikap yang tiba-tiba ini.
Akibatnya KPU akan mengevaluasi debat perdana capres. Salah satu yang dievaluasi adalah aksi Gibran yang dianggap provokatif saat Prabowo berdebat.
Menurut Ketua KPU Hasyim Asy'ari ada dugaan pelanggaran terkait respons Gibran saat debat berlangsung. "Besok dievaluasi (dugaan pelanggaran)," katanya pada Rabu malam di KPU Bali. KPU segera mengundang seluruh tim kampanye masing-masing pasangan capres untuk evaluasi debat perdana.
Kalau memang provokatif, lantas sanksinya apa? Yakin KPU berani sanksi Gibran, entah itu di-banned dari debat capres berikutnya, atau kasih kartu kuning atau sekalian kartu merah? Kalau ada pelanggaran pun, paling cuma teguran lisan atau tertulis. Efeknya geli-geli saja. Saya rasa tidak ada yang bakal berani tegas, soalnya dia itu anak siapa, hehehe.
Masyarakat pun tidak akan peduli apakah Gibran bakal dianggap salah atau tidak. Paling tidak akan diapa-apakan. Dulu ketika acara deklarasi capres-cawapres yang dihadiri ribuan perangkat desa, Bawaslu juga tidak ngomong apa-apa. Tidak ada deklarasi, tapi cuma silaturahmi.
Kalau buzzer sebelah gak usah ditanya. Mereka tetap akan membela mati-matian. Mereka pasti akan bilang, itu tandanya semangat dan enerjik. Indonesia butuh pemimpin muda yang seperti itu, berapi-api dan energi kuat. Halah basi, prettttt.
Tuh capresnya udah tua, apakah masih enerjik. Capresnya udah ketuaan, mereka tidak berani bahas masalah kesehatan, hehehe.
Ada kutipan, beri aku 10 pemuda, maka akan kuguncangkan dunia. Coba kalau ada 10 Gibran, negara ini bakal gimana, hehehe. Memang kelihatan belum siap mental untuk menjadi pemimpin di negara ini. Kelasnya masih pemimpin sebuah kota, itupun katanya dapat keistimewaan sehingga pembangunan di kotanya lumayan pesat dibandingkan kota tetangga sebelah.
KPU atau Bawaslu, kalau memang mau dapat kepercayaan lebih, silakan tindak tegas kalau memang tindakan Gibran melanggar atau provokatif. Kalau cuma isu, lebih baik tidak usah bilang dari awal. Tapi kembali lagi ke pemikiran masyarakat, memangnya ada yang berani tindak tegas Gibran?
0 Komentar