PROFESOR HUKUM DAN PENGAMAT KOMPAK SEBUT PENCAWAPRESAN GIBRAN CACAT LEGITIMASI

  


Legitimasi pasangan calon Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka menjadi salah satu hal yang dipertanyakan. Hal ini karena otoritas seorang pemimpin didasarkan pada legitimasi.

Ketika legitimasi pemimpin dipertanyakan, maka pemimpin tersebut dikhawatirkan akan melakukan pelanggaran lainnya.

"Ya jelas akan ada banyak manuver-manuver yang inkonstitusional. Pelanggaran-pelanggaran etik, konstitusi, itu saja. Mengarah ke sana," tuturnya.

Herry juga mengkhawatirkan adanya penggunaan otoritas untuk menutupi kesalahan dan memunculkan pelanggaran selanjutnya.

“Karena menggunakan otoritas. Jadi pasti arahnya akan ada pelanggaran-pelanggaran selanjutnya. Kita meyakini hal itu bisa saja terjadi karena dari awal sudah diwarnai hal itu," tegasnya.

Herry Mendrofa menduga bahwa pelanggaran pemilu yang melibatkan penggunaan alat negara juga terkait dengan otoritas.

"Ini tidak semua bisa ditegakkan, karena dari pencalonan saja sudah pelanggaran etik. Apalagi hanya dengan alat peraga kampanye,” sebutnya.

Ia juga khawatir bahwa aparat penegak hukum akan tidak netral dalam Pemilu 2024.

"Saya mengkhawatirkan kalau misalnya arahnya nanti ada upaya menggerakkan aparat penegak hukum. Dan saya mohon itu tidak terjadi," pungkasnya.

Posting Komentar

0 Komentar