Calon presiden (capres) Ganjar Pranowo mengunjungi kediaman mantan Wakil Presiden RI Boediono, di Menteng, Jakarta, Jumat (24/11/2023).
Ganjar Pranowo tiba di kediaman Boediono sekitar pukul 10.00 WIB, dengan mengenakan batik berwarna biru tua.
Sementara, Boediono yang mengenakan batik berwarna biru muda, menyambut kedatangan Ganjar dengan sapaan dan jabatan tangan hangat.
Setelah saling menyapa, Ganjar dan Boediono langsung masuk ke dalam rumah kediaman untuk segera melakukan pertemuan.
Sebelum menemui Boediono, Ganjar menemui filsuf Franz Magnis Suseno, dan mendapatkan hadiah dua buku, di Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, Jakarta, Jumat (24/11/2023).
Ganjar menjelaskan bahwa diskusi yang dilakukan merupakan diskusi biasa, layaknya orang yang lebih muda datang kepada orang yang lebih tua.
“Beliau sebagai intelektual sebagai tokoh agama tentu beliau punya sikap pribadi tetapi tidak boleh berpihak secara terbuka, karena itu menunjukan beliau juga institusinya netral, begitu ya sehingga saya sangat hormat,” ucapnya.
Wejangan Boediono untuk Ganjar Ganjar mengaku mendapatkan tiga pelajaran penting dari Boediono setelah melakukan pertemuan pada hari ini.
“Saya sowan ke beliau sebagai orang tua kita dan saya mendapatkan banyak ilmu karena beliau ini juga salah satu begawan ekonomi dan di birokrasi lama, sehingga ada tiga pelajaran penting yang diberikan bagaimana berbangsa dan bernegara itu, satu mengurusi kelembagaan yang bagus, mengurusi SDM yang bagus, dan membuat programnya yang juga harus bagus,” katanya saat memberi keterangan kepada awak media, Jumat (24/11/2023).
Dia menjelaskan bahwa jika semua hal tersebut bisa berjalan dengan baik, maka negara juga akan baik, dan itu menjadi pelajaran penting yang dia dapatkan hari ini.
Lebih lanjut, Ganjar mengaku tidak membicarakan soal politik. Dia menjelaskan hanya ‘ngaji’ dengan Boediono.
“Enggak [bahas politik], saya ngaji aja sama beliau selama memimpin selain itu gak ada, karena beliau adalah orang yang profesional di bidangnya,” ujarnya.
Kemudian, saat ditanyai kunjungannya tersebut sebagai tanda dukungan Boediono terhadapnya dalam pemilu 2024, Ganjar membantahnya.
“Enggak, kita tidak cerita itu, kita cerita bagaimana saya ngaji pada seorang begawan dan senior,” ucapnya.
Selanjutnya, Boediono memang selama ini identik dengan tokoh yang sulit dalam membahas mengenai politik, dan Ganjar pun mengiyakannya.
“Kyaknya memang begitu beliau, makanya saya sudah tau karakter beliau saya bicara soal yang lebih praktis bagaimana leadership, bagaimana memimpin dalam situasi dalam kondisi dunia yang berubah jadi ilmu-ilmunya itu,” tambahnya.
0 Komentar