AGRINAS: PARASIT PELIHARAAN PRABOWO PENYEDOT DUIT FOOD ESTATES

  


Aku tak tahu kesalahan fatal apa yang telah kami perbuat, sehingga Prabowo pada akhirnya melucuti semua keasrian lingkungan kami. Awalnya, kami mengira jika kedatangannya ke tanah kami untuk memberikan kesejahteraan bagi warga desa di sini (Kalimantan Tengah). Namun ternyata dugaanku salah, bukannya kemakmuran yang kami dapatkan. Justru kerusakan alam lah yang dia tinggalkan bagi kami warga Gunung Mas.

Melalui proyek food estate lah, Prabowo dengan senang hati membabat habis hutan hijau kami yang rindang, serta di tinggali berbagai macam satwa langka seperti orang utan, dan mungkin kini banyak yang telah mati lantaran penebangan illegal itu. Alih-alih melindungi habitat orang utan, justru antek-antek Prabowo menjadikan lahan kami menjadi perkebunan singkong raksasa.

Di sisi lain, aku sama sekali tak menyalahkan proyek food estatenya, sebab itu adalah Program Strategis Nasional (PSN) yang berniat baik untuk membuat lumbung pangan negara sendiri, sehingga kegiatan import bahan pangan ke negara asing pun bisa dikurangi. Namun yang ku sesalkan hanyalah tindakan grasa-grusu Prabowo, yang terkesan sewenang-wenang mengambil keputusan tanpa menghiraukan aturan yang berlaku.

Tahun 2021, lebih dari 600 hektar lahan yang awalnya dipenuhi pepohonan rindang, seketika lenyap. Ku pikir ratusan hektar lahan yang sekarang terlihat lapang itu seluruhnya akan ditanami singkong, tapi lagi-lagi aku salah. Karena yang ditanami tumbuhan singkong hanyalah sekitar 30 hektar saja, itupun kondisi singkongnya sudah layu dan menguning, bahkan ada yang mati.

Padahal sebelumnya Prabowo sempat berambisi akan menanam setidaknya satu juta hektar singkong, demi menggantikan gandum. Tapi realitanya, semua hanyalah omong kosong belaka.

Ditambah lagi, dengan sengaja Prabowo Subianto mengarahkan proyek food estate yang di tafsir memiliki angka puluhan triliun rupiah itu ke perusahaan PT. Agrinas (Agro Industri Nasional), yang dimana perusahaan tersebut berada dibawah kendali Prabowo.

Jadi disini PT. Agrinas posisinya sebagai perusahaan yang mengelola pengembangan perkebunan singkong. Perusahaan ini awalnya sebuah Yayasan Kesejahteraan Pendidikan dan Perumahan (YKPP), yang maksud dan tujuan didirikan guna membantu menyediakan rumah serta pendidikan bagi purnawirawan dan tentara aktif.

Tapi tak berselang lama, arah tujuan itu berubah. Dan beralihfungsi serta nama menjadi Yayasan Pengembangan Potensi Sumber Daya Pertahanan (YPPSDP) di awal 2021.

Dan terkait hubungan Prabowo dan PT. Agrinas yang sebelumnya dituding sebagai mitra tadi, justru dibantah. Kedua belah pihak tersebut berkelit, jika mereka bukanlah mitra dalam proyek yang saat itu tengah berjalan. Padahal, pihak The Gecko Project sendiri telah menggali bukti keterlibatan keduanya yang bersekutu melalui proyek food estate.

Seperti saat PT. Agrinas berusaha menarik investasi senilai 33 triliun dari pemerintahan asing. Demi melancarkan aksi tersebut, mereka (Agrinas) meminta bantuan orang dalam yakni Prabowo.

Ke-lucknutan Prabowo bersama jajaran culasnya tak berhenti sampai di situ. Karena lagi-lagi kebenaran kembali menampakkan hilalnya, dengan ditemukannya dokumen PT. Agrinas yang berisi penawaran proyek food estate pada pemerintah Korea Selatan dengan judul “Cassava Estate and Rice Estate Invesment”. Plus, dalam tawaran tersebut PT. Agrinas juga menyebut jika investasi itu akan “meningkatkan ketahanan pangan Korea Selatan.”

Pada titik itulah yang seketika membuatku terheran-heran. Karena bukankah tujuan dibalik Presiden Jokowi mencanangkan program food estate, untuk memenuhi konsumsi pangan dalam negeri ya? Lantas, mengapa PT. Agrinas mengklaim demikian? Kalo seperti itu, berarti memang besar kemungkinan jika baik Prabowo maupun PT. Agrinas sama-sama sedang mencari profit melalui program Jokowi.

Dan mengejutkannya, lagi-lagi PT. Agrinas dan Kemenhan menyangkal semua bukti yang ada. Padahal semua kejanggalan yang selama ini terjadi. Satu hal yang membuatku shock adalah, ketika mengetahui jika dibalik orang-orang yang menjalankan PT. Agrinas ini ialah kroni-kroni Prabowo, yang saat ini juga menghuni partai Gerindra.

Mengetahui kebenaran seperti ini, membuat jalan pikirku berkecamuk kesana-kemari. Aku tak habis pikir, jika Prabowo senekad ini demi memperkaya diri melalui bagi-bagi proyeknya ke kawan-kawannya yang lain.

Jika ini masalah uang, apakah gaji para pejabat yang bertindak curang seperti kroni Prabowo tadi masih kurang? Jika memang kurang, berarti mereka tidak bersyukur atas nikmat yang diberikan Tuhan kepadanya.

Hanya demi uang dan kekuasaan, sampai hati kalian merusak lingkungan yang teramat kami cintai, lewat tanaman singkong yang katanya menjanjikan. Tapi nyatanya, kepercayaan dari Presiden Jokowi dan rakyat pun kalian permainkan sesuka hati.

Buka mata dan hati kalian saat ini, lihatlah bagaimana krisisnya pangan di kawasan yang telah digunduli itu. Akibat rasa haus akan kekuasaan dan jabatan, membuat kalian lupa jika ada rakyat yang kini sengsara. Bukannya singkong yang tumbuh, justru kondisi disana semakin gersang.

Tindakan merugikan semacam ini sudah pasti akan berimbas pada Jokowi, yang mana sebagai penanggung jawab utama atas kegagalan proyek besar ini. Padahal kenyataannya, biang dari semua permasalahan ini dari Prabowo dan kroni-kroninya yang bersembunyi di balik embel-embel PT. Agrinas yang terafiliasi langsung oleh Menhan (Prabowo).

Semoga lekas ada solusi atas semua permasalahan yang melanda bumi pertiwi ini. Jangan sampai kawasan-kawasan lain yang asri dijadikan target kerakusan segelintiran oknum yang hendak memperkaya diri, melalui keculasan.

Posting Komentar

0 Komentar