Partai Nasdem pengusung Anies Baswedan mengklaim tiga ketua umum parpol sudah setuju dengan nama cawapres Anies Baswedan. Namun klaim itu tak sesuai dengan kondisi yang ada saat ini dalam koalisi perubahan.
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia (PPI) Adi Prayitno menilai wajar bila Nasdem melakukan klaim seperti itu. Hal itu menurut Adi, untuk meminimalisir spekulasi di publik bahwa hubungan antar parpol di Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) tidak solid lantaran hingga kini Anies tak kunjung mengumumkan cawapresnya.
Apalagi, akhir-akhir ini PDIP juga terus melakukan manuver untuk mendekati Partai Demokrat. Pada saat yang sama, Demokrat juga terus mendesak agar Anies segera mengumumkan nama cawapresnya.
“Oleh karena itu, supaya tidak terjadi spekulasi liar, tidak ada dugaan-dugaan yang membuat gaduh bagi (Koalisi) Perubahan maka Nasdem mengklaim bahwa nama cawapres Anies itu sudah ada dan sudah disetujui oleh 3 partai,” jelasnya.
Di sisi lain, tak kunjungnya nama cawapres Anies diumumkan, menurutnya, merupakan strategi KPP agar mereka terus menjadi perbincangan di tengah publik. Harapannya, publik akan terus penasaran dengan sosok cawapres itu.
Adi menilai, tarik ulur cawapres Anies merupakan cara satu-satunya agar koalisi perubahan terus menjadi perbincangan publik.
Namun, itu berkemungkinan hanya klaim sepihak dari koalisi perubahan. Pasalnya, internal mereka sampai saat ini masih saling sindir dalam menentukan cawapres Anies. Ini sangat bertolak belakang dengan klaim solid yang dikatakan Nasdem.
0 Komentar