Ditantang Ibu Korban 1998 Ungkap Dalang Penculikan, Prabowo Berani Atau Masih Memilih Bungkam ?

  


Saran Fahri Hamzah agar Prabowo Subianto mengungkapkan secara gamblang mengenai peristiwa penculikan aktivis 1998 terus mendapat dukungan. Kali ini dukungan dari Maria Catarina Sumarsih, Ibunda Bernardinus Realino Norma Irmawan alias Wawan, korban penembakan saat Tragedi Semanggi I pada 11-13 November 1998.

Sumarsih bahkan mempertanyakan apakah Prabowo Subianto berani mengungkapkannya. "Oh iya (mendukung). Memang ini yang kami perjuangkan. Berani tidak si, apa namanya, Prabowo mau apa tidak dan kawan-kawannya. Itu kan sudah kami perjuangkan lama," ujar Sumarsih.

Namun, dia meminta agar pengungkapan peristiwa 1998 itu tidak dipolitisir. Sebab, kata dia, masalah kemanusiaan atau hak asasi manusia (HAM) tidak boleh dipolitisir terus menerus.

"Kalau Pak Prabowo mau mengungkap keterlibatannya di dalam penembakan mahasiswa Trisakti dan juga penculikan, ya memang ini kami keluarga korban yang kami perjuangkan, jaringan solidaritas korban untuk keadilan," ujarnya.

Dia pun menyinggung adanya anggapan bahwa isu pelanggaran HAM masa lalu merupakan isu lima tahunan sekali.

"Dulu waktu itu kubunya Pak Prabowo selalu mengatakan, termasuk Fahri Hamzah mengatakan, Fadli Zon mengatakan, isu HAM itu lima tahunan sekali. Yang membuat lima tahunan sekali itu Fadli Zon, Fahri Hamzah dan kawan-kawannya," ungkapnya.

Dia mengatakan, keluarga korban peristiwa 1998 hingga saat ini terus berjuang melalui aksi Kamisan.

"Kami keluarga korban setiap hari Kamis bisa dilihat, tidak pernah berhenti menyuarakan untuk penyelesaian kasus pelanggaran HAM berat," pungkasnya.

 


Posting Komentar

0 Komentar