Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo angkat
bicara terkait polemik rehabilitasi rumah kader PDIP yang ikut dibantu oleh
dana Baznas. Menurutnya, program tersebut awalnya diniatkan menggunakan dana pribadi.
Namun, saat berada di lokasi pemberian
bantuan, Ganjar baru mengetahui jika Baznas turut hadir dan berniat membantu
dengan nominal Rp 20 juta. Sebelum menyalurkan bantuan, Baznas telah mengecek
dan pemberian bantuan tersebut tidak menyalahi aturan serta ketentuan yang
berlaku.
"Saya estimasi pasti kurang karena untuk
pembangunan sampai jadi butuh sekitar Rp 50 juta. Nah sisanya nanti saya yang
menyelesaikan," kata Ganjar.
Ia mengatakan jika banyak pihak yang tidak
setuju dengan keterlibatan Baznas, maka dirinya setuju kalau bantuan tersebut
kembali ditarik. Mengingat dana yang diberikan oleh Baznas saat ini statusnya
masih belum dicairkan.
"Ya saya yang perintahkan untuk ditarik.
Uangnya memang belum diberikan juga. Dana Baznas nanti dialihkan untuk membantu
warga yang lain," jelasnya.
Selama ini, Pemprov Jateng bekerja sama dengan
Baznas dalam program pengentasan kemiskinan. Pemprov Jateng menghimpun zakat
ASN untuk disalurkan ke Baznas. Sejumlah program bantuan telah dilaksanakan
seperti rehabilitasi RTLH, pembangunan ratusan masjid, TPQ, pondok pesantren,
pengobatan masyarakat, dan beasiswa untuk pelajar atau mahasiswa.
Ganjar juga menggalakkan gotong royong
pengentasan kemiskinan Jateng bersama bupati dan wali kota serta perusahaan
swasta. Sejak 2013 sudah 1,14 juta rumah warga miskin yang dibangun menjadi
layak huni.
"Kita terbiasa gotong royong membangun
rumah warga. Tidak peduli warga dari partai apa, golongan apa, ormas mana.
Kalau kondisinya memang harus dibantu ya kita bantu," tutupnya.
0 Komentar