Setelah hampir lima tahun kuliah di jurusan
kehutanan, Universitas Gadjah Mada, Joko Widodo (Jokowi) akhirnya lulus juga.
Tepat pada 1985, ia dan puluhan rekan satu jurusannya di wisuda oleh rektor.
Raut bahagia terpancar jelas dari wajah pria
berkacamata itu. Sebagaimana anak baru lulus, mencari pekerjaan adalah langkah
pertama yang dilakukan Jokowi. Ia banyak melamar pekerjaan ke berbagai
perusahaan yang sesuai dengan bidang studinya. Dari sekian banyak, hanya satu
yang butuh tenaga Jokowi, yakni PT. Kertas Kraft Aceh.
Sesuai namanya, perusahaan tersebut berada di
Aceh dan bergerak di industri kertas. Dasar hukumnya adalah Peraturan
Pemerintah No. 31 Tahun 1982 Tentang Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia
Untuk Pendirian Perusahaan Perseroan Dalam Bidang Industri Kertas Terpadu.
Mengacu pada aturan tersebut pemerintah ingin menggenjot ekspor non migas.
Soeharto menggelontorkan dana 8 juta dollar AS untuk menjalankan usaha.
Jika menerima tawaran dari perusahaan BUMN
itu, maka Jokowi harus pindah sejauh 3.000 km dari Solo. Alhasil, daripada
menganggur, Jokowi menerima tawaran bekerja di divisi hutan perusahaan. Tepat
15 Januari 1986, Jokowi menginjakkan kaki pertama kalinya di Aceh.
"Ia datang bersama rombongan 9 orang lain
dari Jawa. Semuanya berasal dari Fakultas Kehutanan," tulis Khalisudin dalam
Jejak Jokowi di Gayo (2017)
Jokowi tinggal di kawasan Gayo, Bener Meriah,
Kabupaten Aceh Tengah. Di PT. Kertas Kraft Aceh, Jokowi ditugaskan bekerja dan
memimpin pembibitan pohon pinus. Saat itu, perusahaan memang sedang melakukan
penanaman pinus. Tak hanya itu, Jokowi pun bertugas di sektor konstruksi.
Belakangan, Jokowi menjadi surveyor jalan dan menyiapkan prasarana kantor.
Membantu masyarakat sekitar pun menjadi hal yang kerap dilakukan pria kelahiran
21 Juni 1961 itu.
"Dia (Jokowi) sangat membaur dengan
masyarakat. Antusias dan kepeduliannya besar kepada masyarakat selama bertugas
di sini (Gayo)," tutur Mahmudin kepada Metro TV (1 Maret 2019).
Perlahan, Jokowi tidak sendirian tinggal di
Aceh. Sejak menikah dengan Iriana pada 24 Desember 1986, Jokowi membawa pula
istrinya itu. Mereka tinggal di perumahan karyawan selama 2 minggu sebelum
akhirnya Iriana pulang lebih dulu ke Solo. Pada 1988, Jokowi tak lagi menjadi
pegawai PT. Kertas Kraft Aceh. Karena sudah cukup pengalaman, Jokowi mendirikan
perusahaan mebelnya sendiri di Solo.
PT. Kertas Kraft Aceh memang saksi bisu perjalanan karir Presiden Indonesia ke-7 ini. Namun, perusahaan itu kini tinggal kenangan. Sejak 2015, operasional perusahaan telah berhenti karena gagal bersaing dengan kompetitor. Akhirnya, pada 2022 pemerintah melakukan pembubaran perusahaan.
0 Komentar