WOW ! EKS PM MALAYSIA ANGGAP KUNKER JOKOWI DI CINA SEBAGAI "DIPLOMASI TELADAN" !

  


Mantan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak memuji langkah Presiden Joko Widodo yang melangsungkan tur ke tiga negara Asia Timur seperti Jepang, Korea Selatan, dan China.

Najib menganggap tur Jokowi ke Asia Timur terutama ke China untuk bertemu Presiden Xi Jinping merupakan bentuk dari diplomasi teladan.

Melalui unggahannya di Facebook, Najib menganggap Indonesia tengah maju secara ekonomi mengingat Jokowi terus melakukan "langkah proaktif" mendekati negara-negara strategis terkait kerja sama perdagangan dan investasi.

"China merupakan mitra perdagangan terbesar dan utama kita, dan kita juga menerima keuntungan besar dalam bisnis minyak sawit, infrastruktur, ekonomi digital, dan berbagai investasi dari China. Seperti Indonesia saat ini," ujar Najib.

"Itu merupakan satu dari beberapa alasan utama kenapa saya menjaga dan memperkuat hubungan kita dengan pemimpin negara lain kala saya menjabat sebagai perdana menteri," tuturnya lagi.

Najib juga bercerita bahwa di saat ia masih memimpin Malaysia, kala kepemimpinannya, Malaysia dapat menyelesaikan krisis bersama beberapa pemimpin dunia. Ia juga mengklaim perusahaan lokal bahkan meminta bantuannya untuk memfasilitasi investasi asing.

Meski begitu, Najib menyayangkan tuduhan koalisi Pakatan Harapan yang menilainya 'menjual' Malaysia.

"Pakatan Harapan mengatakan saya menjual negara. Saya juga dikritik karena membawa investor dari luar negeri. Seharusnya saya memperkuat ekonomi asing ketimbang membawa investasi untuk masyarakat kita," kata Najib lagi seperti dikutip South China Morning Post.

Selain itu, Najib menuduh pemerintahan Pakatan Harapan menghancurkan hubungan baik yang telah dibuatnya dengan pemerintahan asing.

Menurut analis politik Oh Ei Sun, pernyataan tajam Najib ditujukan untuk memperkuat posisi kubunya dalam pemerintahan. Najib tak hanya menyasar aliansi Pakatan Harapan, tetapi juga pemerintahan saat ini.

Najib menjabat sebagai perdana menteri Malaysia sejak 2009 hingga 2018.

Najib sendiri terlibat kasus penyalahgunaan kekuasaan, pencucian uang, dan pelanggaran atas kepercayaan. Akibat kasus itu, Najib didakwa 12 tahun penjara dan harus membayar denda senilai US$50 juta (Rp742 miliar) pada Juli 2021.

The Diplomat melaporkan Najib menerima kekayaan senilai 42 juta ringgit (Rp140 miliar) dari SRC International, yang dahulu merupakan unit dari 1MDB.

1MDB sendiri merupakan program investasi negara Malaysia yang dipantau langsung oleh Najib. Pada 2015, laporan menemukan bahwa sekitar US$700 juta (Rp10 triliun) dana masuk ke akun bank Najib. Pihak 1MDB dan Najib membantah melakukan kesalahan, tetapi kasus itu kemudian diselidiki sebagai kasus korupsi.

Posting Komentar

0 Komentar