PAKAR: LANGKAH-LANGKAH JOKOWI BERPENGARUH PADA EKONOMI DUNIA !

  


JAKARTA-
Presiden Joko Widodo (Jokowi) dinilai berpeluang untuk memulihkan krisis ekonomi dunia, dengan kunjungannya ke Rusia dan Ukraina, Kamis, 30 Juni 2022.

Pakar Perdagangan Ekonomi Dunia dan Politik Internasional Universitas Gadjah Mada (UGM) Riza Noer Arfani menilai betapa strategisnya langkah Jokowi.

Menurutnya, jika tidak ada langkah-langkah terobosan pada perang di Ukraina, harga minyak berpotensi terus naik hingga bisa menimbulkan Resesi global dan stagflasi.

“Jika tak ada langkah-langkah terobosan (seperti yang dilakukan Jokowi), akan timbul fenomena inflasi yang tinggi dibarengi dengan kemandekan ekonomi,” kata Riza, dikutip dari laman resmi UGM Yogyakarta, Sabtu, 2 Juli 2022.

Riza mengatakan bahwa kunjungan tersebut punya makna yang lebih besar dari yang dapat diantisipasi orang-orang.

Hal itu lantaran strategi pemulihan ekonomi yang sudah digagas sejumlah pihak termasuk negara anggota G20 saat takkan ada artinya jika peperangan masih terus berlanjut.

Perang yang belum dapat diprediksi ujungnya itu, jika terus berlarut-larut maka akan sangat berdampak terhadap 3 sektor penting, yaitu pangan, energi, dan sektor kesehatan.

Seperti yang disampaikan Presiden Jokowi di forum G7, persoalan pangan telah mengancam negara-negara berkembang dan berpenghasilan rendah. Terganggunya rantai pasok pangan nantinya akan berimbas pada naiknya harga bahan-bahan pokok.

Adapun pada sektor energi, perang di Ukraina itu bisa mendorong gejolak harga minyak sehingga lagi-lagi berdampak pada negara-negara berkembang, tak terkecuali Indonesia.

Sanksi bertubi-tubi atas Rusia juga menimbulkan efek samping ketidakpastian harga energi global terutama pada minyak.

Sementara untuk sektor kesehatan, perang yang mengambil waktu terlalu lama itu kata Riza akan memengaruhi distribusi vaksin. Padahal tanpa kendala perang pun distribusi vaksinasi global masih sangat timpang.

Hingga saat ini masih terdapat negara-negara berkembang dan negara-negara menengah ke bawah yang capaian vaksinnya masih di bawah 50 persen.

“Jika perang terus berlanjut tentu akan berpengaruh pada program terkait dengan obat untuk penanganan pandemic. Saya kira-kira makna kunjungan juga terkait ini,” ujarnya.

Selain itu, baginya sinyal politik luar negeri Indonesia yang ditunjukkan Jokowi seolah diterima dengan lapang oleh kedua pihak konflik.

Posting Komentar

0 Komentar