VIRAL PJ GUBERNUR JATENG JEMPUT PRABOWO DAN TIM KAMPANYE, PENGAMAT: SANGAT JELAS TIDAK NETRAL!

  


Sikap Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Nana Sudjana dinilai tak mencerminkan netralitas aparatur sipil negara (ASN) saat menyambut secara langsung kedatangan calon presiden (capres) nomor urut 2, Prabowo Subianto, di Lanumad A Yani Semarang tanggal (9/12/2023). Padahal, selama ini Nana Sudjana kerap menekankan netralitas ASN kepada para bawahannya.

Pengamat Politik Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Wahid Abdulrahman, menilai perilaku Nana sangat bertentangan dengan semangat netralitas ASN. Menurutnya, perilaku Nana Sudjana yang menjemput langsung Prabowo Subianto tidak lah proporsional.

"Itu jelas tidak proporsional. Sangat kontraproduktif dengan semangat netralitas. Ini kan tahun politik seharusnya hal sensitif (seperti ini) paham," kata Wahid, Kamis (28/12/2023).

Ia menegaskan, Nana Sudjana yang menjemput langsung Prabowo Subianto, padahal mantan Danjen Kopassus itu datang dalam kapasitas sebagai capres, sangat sensitif. Menurut dia, langkah Nana yang cenderung tidak netral ini bisa jadi akan dicontoh oleh kepala daerah.

"Itu nanti bisa dicontoh, jadi template," tegas Wahid.

Menurutnya, sikap Nana telah menggambarkan kecondongan pada pihak tertentu dalam pemilu ini. Wahid meyakini, Nana bukannya tidak paham soal sensitif seperti ini, melainkan memang ada tendensi pada pihak tertentu.

"Saya yakin itu bukan karena ketidakpahaman, tapi memang ada tendensi terhadap keberpihakan ke sana, karena kalau semangat netralitas tidak harus seperti itu."

"Apa iya semua menteri dan pejabat disambut gubernur? Kan bisa dipertanyakan," tambahnya.

Wahid kembali menyinggung soal Nana yang sering mengampanyekan pemilu damai dan pentingnya netralitas menjelang Pemilu 2024. Baik soal netralitas ASN dan TNI, Polri yang bertugas di Jateng, hal ini dinilai tak sesuai.

"Cuma sekali lagi ini kan Jateng, penguasanya sedang punya hajat dan Jateng menjadi salah satu penentu kemenangan."

"Sehingga dalam perspektif politik elektoral itu dianggap wajar, tapi sekali lagi itu jelas menunjukkan keberpihakan, harusnya tidak seperti itu kalau semangat netralitas dijunjung tinggi," jelasnya.

Posting Komentar

0 Komentar