ELEKTABILITAS PASLON CAPRES-CAWAPRES PASCA PUTUSAN MK, CHARTA POLITIKA: GANJAR-MAHFUD NAIK, PRABOWO-GIBRAN ANJLOK, ANIES-IMIN LANDAI!

  


Kerasnya kritikan publik terhadap putusan Mahkamah Konstitusi (MK) ternyata berpengaruh pada elektabilitas Capres. Dalam survei yang dilakukan Charta Politika pasca putusan MK, diketahui elektabilitas Ganjar Pranowo naik, Prabowo Subianto turun, sedangkan Anies Baswedan konsisten berada di papan bawah.

Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia Yunarto Wijaya mengatakan, surveinya dilakukan setelah MK mengabulkan gugatan uji materi terkait batas usia minimal menjadi Capres-Cawapres dalam perkara nomor 90/PUU-XXI/2023 yang dibacakan pada Senin, (16/10/2023). Putusan MK itu kemudian menuai kritikan karena dicurigai untuk memberikan putra sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming untuk maju sebagai Cawapres mendampingi Prabowo.

Survei tersebut digelar pada 26-31 Oktober 2023 dengan melibatkan 2.400 responden yang dipilih secara acak atau multistage random sampling di 38 provinsi. Metodenya dilakukan dengan wawancara secara tatap muka, dengan margin of error survei 2 persen dan tingkat kepercayaan survei 95 persen.

Apa hasilnya? Dalam simulasi tiga nama, Toto sapaan Yunato mengatakan,  Ganjar keluar sebagai pemenang dan menempati urutan pertama dengan elektabilitas 36,9 persen.

"Diikuti oleh Prabowo Subianto 35,3 persen dan Anies Baswedan 24,3 persen," ungkap Toto dalam siaran persnya saat menyampaikan hasil survei, Senin (6/11/2023).

Untuk simulasi 3 nama, Toto menyebut,  tak banyak perubahan dalam surveinya tersebut. Namun, saat simulasi 2 nama atau head to head, kata dia, putusan MK baru terlihat pengaruhnya.

Menurut Toto, head to head antara Prabowo vs Ganjar Pranowo saat ini tidak terlampau jauh. Bila sebelum putusan MK, selisih kemenangan Prabowo melawan Ganjar di angka 9,8 persen. Kini, selisihnya tinggal 5 persen dengan kemenangan masih dimiliki Prabowo.

"Semula Prabowo unggul di angka 49,9 persen dan Ganjar 39,6 persen. Sekarang, elektabilitas Prabowo menjadi 44,4 persen, sedangkan Ganjar naik menjadi  40,8 persen," sebut Toto.

Bagaimana dengan Anies Baswedan? Menurut Toto, polemik yang terjadi pasca putusan MK tidak berpengaruh pada keterpilihan Anies. Capres yang diusung NasDem-PKB-PKS itu, elektabilitasnya tetap konsisten berada di peringkat ketiga dengan keterpilihan 24,3 persen. Turun sedikit dari survei sebelumnya yang memperoleh 24,8 persen.

Dalam survei kali ini, Toto juga membuat simulasi tiga nama pasangan Capres-Cawapres. Hasilnya, Prabowo yang didampingi Gibran Rakabuming Raka, kalah dari pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD. Sebab, Ganjar-Mahfud unggul dengan elektabilitas sebesar 36,8 persen atau selisih 2 persen dari Prabowo-Gibran dengan 34,7 persen.

Kenapa Ganjar-Mahfud lebih unggul? Menurut Toto, kemenangan Ganjar-Mahfud karena adanya sentimen negatif pada pasangan Prabowo-Gibran. Kata dia, dipilihnya Gibran sebagai Cawapres kurang mendapat respon positif dari masyarakat.

Dari survei terlihat, elektabilitas Prabowo-Gibran menurun karena 49,9 responden meyakini bahwa putusan MK merupakan penyalahgunaan wewenang untuk meloloskan putra Jokowi. Tak hanya itu, publik juga kurang setuju dengan Presiden Jokowi yang dianggap terlalu cawe-cawe urusan Pilpres 2024.

Selain itu, lanjut Toto, survei juga memotret penolakan masyarakat terhadap politik dinasti. Tak hanya itu, publik juga menilai bahwa Gibran belum pantas menjadi Cawapres karena masih terlalu muda dan belum berpengalaman.

"Mas Gibran ini berpotensi untuk menjadi beban atau liabilitas bagi Pak Prabowo," ungkap Toto.

 


Posting Komentar

0 Komentar