Akun media sosial PDIP mengunggah video berisi Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka dan Wali Kota Medan Bobby Nasution mengajak memilih bakal capres Ganjar Pranowo. Unggahan tersebut dinilai sebagai upaya untuk 'memotong' pihak di luar PDIP yang mengaku mendapat dukungan Gibran dan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Karena memang sebelum-sebelumnya belum ada satu statement atau pernyataan tegas dari Mas Gibran atau Mas Bobby. Jadi spekulasinya cukup liar, misalnya ketika ditanyakan kepada Mas Gibran soal kemungkinan soal cawapresnya Prabowo, pasti jawabannya belum cukup umur, masih anak kencur, masih anak ingusan," kata Direktur Parameter Politik Indonesia (PPI) Adi Prayitno.
"Tapi tidak tegas menjawab hitam dan putih, iya dan tidak, jawabannya cukup diplomatis, tidak hitam dan publik. Sehingga publik kemudian menduga-duga ini adalah bahwa Mas Wali ingin tapi malu-malu kan begitu jawabannya," imbuhnya.
Unggahan video PDIP itu dinilai Adi sebagai upaya menepis sekaligus 'memotong' pihak yang mengaku mendapat dukungan dari Jokowi dan Gibran. Sehingga, menurut Adi, tak akan ada lagi pihak dari luar PDIP yang mengaku dapat dukugan Jokowi.
"Video ini yang dimunculkan teman-teman, melalui PDIP, bagi saya ini bukan menepis lagi, ini mengamputasi, ingin memutus mata rantai supaya tak ada orang lagi di luar PDIP yang mengaku-ngaku mendapat dukungan dari Gibran dan Jokowi," ujarnya.
Adi mengaitkan unggahan video Gibran dan Bobby di akun media sosial PDIP dengan tebak-tebakan yang diajukan Jokowi saat kunjungan ke Sumatera Utara. Tebakan Jokowi itu berisi soal rambut warna putih.
"Karena pada saat yang bersamaan, sebelum video ini muncul, Jokowi misalnya dalam acara Ikatan Pelajar Muhammadiyah, tebak-tebakan rambut putih namanya uban, rambut merah itu apa namanya, dan seterusnya," ucap Adi.
"Tak lama setelah itu muncul video, Gibran juga nempelin foto Ganjar sama Jokowi, sambil ngomong jangan lupa 14 Februari pilih PDIP dan Ganjar kan begitu ceritanya," imbuhnya.
0 Komentar