Blunder pembelian satu skuadron atau 12 unit jet tempur Mirage 2000-5 bekas Qatar oleh Prabowo Subianto diikritik habis oleh Anggota Komisi I DPR RI Mayjen TNI (Purn) TB Hasanuddin.
TB Hasanuddin menilai, dengan anggaran USD 792 juta atau setara hampir Rp 12 triliun (asumsi kurs Rp 14.800 per USD), Indonesia seharusnya bisa membeli jet tempur baru.
Rencananya jet tempur akan dikirim paling lambat dalam jangka waktu 24 bulan (2 tahun ) kontrak berlaku efektif di Bulan Mei 2023. Termasuk didalam klausul kontrak adalah jaminan dukungan servis selama 3 tahun.
Ia mengatakan, masalahnya adalah jet tersebut dibeli oleh Qatar dari Perancis di akhir tahun 1980-an. Artinya, usia jet tersebut sudah menginjak tiga dekade dan hanya tersisa 10 tahun untuk digunakan.
Ditambahkannya, nantinya pesawat bekas tersebut hanya mendapat dukungan servis selama 3 tahun awal, setelahnya sisa 7 tahun harus membayar mahal.
Hasanuddin menyebut ketimbang membeli pesawat bekas lebih baik yang baru. jika dikalkulasikan, harga per unit untuk mirage 2000-5 bekas Qatar yang dibeli adalah sekitar USD 66 juta/unit.
Ia mengatakan untuk pilihan jet tempur baru yang mendekati angka USD 66 juta ada Super Hornet (USD 67 jutaan/unit), F35A (USD 77 juta/unit), Gripen (USD 85 juta/unit), atau F-15 EX (USD 87 juta/unit).
Dengan anggaran USD 792 juta atau hampir setara Rp 12 triliun yang dialokasikan Kemhan untuk membeli Mirage 2000-5, lanjut Hasanuddin, sebenarnya Indonesia bisa mendapatkan hampir 1 skuadron jet tempur F-35A, SAAB Gripen, atau F-15 EX baru yang pastinya memiliki usia pakai lebih lama hingga 40 tahun dan jaminan servis suku cadang yang lebih meyakinkan.
0 Komentar