ANIES HANYA JAGO BUAT NARASI TAPI TAK JAGO DALAM HAL EKSEKUSI !

 


Sepak terjang Pj Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono, belakangan ini menuai sorotan publik. Hal itu tidak terlepas dari anggapan bahwa Heru Budi berupaya untuk menghapus jejak Anies Baswedan di DKI Jakarta.

Asumsi demikian menimbulkan pro dan kontra. Salah satunya datang dari Anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PSI, Anthony Winza Prabowo.

Lewat video yang ditayangkan di kanal YouTube Indonesia Lawyers Club, Anthony menilai tidak ada upaya Heru Budi untuk menghapus jejak kinerja Anies.

"Lagi pula tidak ada larangan buat menghapus jejak. Kalau memang ada yang lebih baik, pasti rekam jejak yang lebih baik menghapus rekam jejak yang lebih buruk," ucap Anthony.

Menurut Anthony, tidak ada yang salah bila pada akhirnya publik mencari yang lebih baik, bahkan terbaik, di antara kedua pihak. Namun, Anthony juga menilai Anies dan Heru Budi sebenarnya tidak apple to apple untuk dibandingkan.

"Sebenarnya saya juga salah kalau membandingkan, Pak Anies dengan (PJ Gubernur) yang sekarang itu tidak apple to apple. Karena ya ada lagunya, 'Ojo dibanding-bandingke, yo mesti kalah'," ungkap Anthony.

Anthony lantas membeberkan sejumlah catatannya untuk mengoreksi kepemimpinan Anies selama di Ibu Kota.

"Ini penafsiran saya sebagai anggota DPRD, bekerja sama dengan Pak Anies, saya berhak menilai," katanya.

Menurutnya, Anies lebih lancar dalam menyampaikan narasi daripada mengeksekusinya. "Kecepatan beliau dalam mengeluarkan kata-kata, itu tidak berbanding lurus dengan kecepatan beliau dalam mengeksekusi tata kota. Jauh," tegasnya.

Anthony lantas mencontohkan Anies yang disebut mengeluarkan Instruksi Gubernur yang mendesak Sekretaris Daerah untuk menyelesaikan dan bertanggung jawab terhadap berbagai program kerja strategis jelang akhir masa kepemimpinannya.

"Saya sebagai anggota DPRD, saya melihat, saya tidak butuh kata-kata. Eksekutif adalah eksekutor, eksekutor bukan kata-kata, bukan parameternya sebagai jubir. Jubir indikator kesuksesan kinerjanya adalah tata kata," kritik Anthony.

"Ketika beliau menjadi eksekutif daerah, eksekusi. Kata-katanya saja 'ekse', eksekusi, mana eksekusinya? Jangan sibuk narasi, narasi, narasi. Begitu karyanya di ujung 2021 bikin Ingub, Sekda tanggung jawab beresin semua," pungkasnya.

Posting Komentar

0 Komentar