SELAIN RAUP CUAN BELASAN KALI LIPAT, KEBIJAKAN HILIRISASI JOKOWI JUGA BERDAMPAK PADA CINA !

 


Potensi surplus neraca perdagangan Indonesia terhadap China pada tahun ini terbuka lebar. Artinya, ekspor Indonesia ke China akan mengungguli posisi impor Tanah Air dari Negeri Tirai Bambu.

Hal ini disampaikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam sambutannya di Sarasehan 100 Ekonom "Normalisasi Kebijakan Menuju Pemulihan Ekonomi Indonesia" yang disiarkan oleh CNBC Indonesia, Kamis (7/9/2022).

Menurut Presiden, neraca perdagangan Indonesia surplus dengan China ini dipicu oleh kesuksesan hilirisasi yang didorong pemerintah.

"Dari sini kelihatan neraca perdagangan kita dengan China yang dulu selalu minus, di 2014 sampai minus US$13 miliar, 2021 minusnya sudah US$2,4 miliar. Tahun ini, kita pastikan sudah surplus dengan RRT, saya pastikan. Karena raw material yang tidak kita ekspor mentahan," kata Jokowi, Rabu (7/9/2022).

Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Ahmad Tauhid mengungkapkan bahwa potensi surplus ini sebenarnya dipicu oleh dua hal. Pertama, ekonomi China tengah melambat.

"IMF saja memperkirakan ekonomi China hanya tumbuh 4% tahun ini, biasanya 6-7%. Bahkan, pernah 9%. Ketika ekonomi turun, maka permintaan impor turun," paparnya.

Kedua, infeksi Covid-19 di China masih ada. Pemerintah beberapa waktu lalu menerapkan aturan zero-Covid yang cukup ketat. Alhasil, beberapa wilayah ini masih lockdown dan industrinya harus berhenti sementara.

Dengan demikian, dia memperkirakan peluang surplus terhadap China terbuka lebar tahun ini dan 2023. Namun, Tauhid melihat kondisi China bersifat sementara. Neraca perdagangan Indonesia bisa berbalik jika ekonomi China kembali bangkit.

Di luar dua faktor di atas, Tauhid mengatakan ada faktor tambahan yang mempengaruhi posisi Indonesia unggul terhadap China saat ini. Hal ini disebabkan oleh mulai banyaknya investor China membangun pabrik pengolahan di Indonesia, terutama untuk besi dan baja.

"Perusahaan atau investor china di pertambangan kemudian berinvestasi di kita (Indonesia), jadi sekarang barang-barangnya sudah diolah di sini (Indonesia)," katanya.

Posting Komentar

0 Komentar