Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menilai, kunjungan Presiden Jokowi ke Tiongkok menandakan cara Indonesia melihat pentingnya kedua negara memperbaharui komitmen kerja sama ekonomi yang sudah terjalin erat selama ini.
Menurut
Kadin, tantangan geoekonomi dan geopolitik baik di kawasan maupun global
mengharuskan kedua negara ekonomi terbesar di Indo Pasifik dan bagian dari G20
untuk menghasilkan kebijakan ekonomi yang lebih inovatif dan adaptif.
"Kami
sebagai pelaku usaha melihat pentingnya membangun kembali rezim perdagangan dan
investasi yang lebih adil, resilien dan juga terbuka pada masa paska pandemi.
Tentunya RRT menjadi partner paling strategis untuk mewujudkan hal
tersebut," ujar Wakil Ketua III Kadin Shinta Widjaja Kamdani, Senin (25/7/2022).
Ia
menjelaskan, level dan intensitas perdagangan dan investasi Indonesia dan China
selama ini terus bertumbuh dan juga paling besar dibandingkan negara lainnya.
Hanya saja, kata dia, masih banyak potensi lain yang perlu digarap,
diversifikasi, atas komoditas ekspor dan impor serta pendanaan berbagai sektor
ekonomi baru juga yang perlu kedua negara bicarakan secara konsisten.
"Selama
pandemi, kita melihat tren deglobalisasi dan proteksionisme yang pada akhirnya
akan menghambat potensi pertumbuhan ekonomi nasional, kolaborasi dan
kesepakatan antar negara khususnya Indonesia dan China. Tujuannya agar kembali
membangun stabilitas ekonomi global amatlah krusial," jelas Shinta.
Kadin,
lanjutnya, mendukung agenda pemerintah dalam memperkuat kerja sama ekonomi.
Khususnya dalam beberapa sektor strategis.
"Di
antaranya pembangunan energi terbarukan, infrastruktur hijau dan transportasi,
ekosistem digital yang modern. Lalu penguatan sistem kesehatan yang lebih siap
menghadapi ancaman di masa datang," tutur dia.
0 Komentar