Presiden Joko Widodo dan Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol berhasil menyepakati sejumlah kesepakatan dalam pertemuan bilateral di Kantor Kepresidenan Yongsan, Seoul, Kamis (28/7).
Selain memperkuat kerja sama antara
kedua negara, Jokowi dan Yoon juga membahas sejumlah isu kawasan dan global
yang menjadi perhatian Indonesia-Korsel.
1. Perkuat Kerja Sama
Dalam pernyataan bersama Jokowi,
Yoon mengatakan Korsel dan Indonesia sepakat memperkuat kerja sama strategis
seiring dengan perkembangan dunia yang dinamis.
Yoon juga mengatakan Indonesia dan
Korsel punya tujuan yang sama yakni mempertahankan kawasan Indo-Pasifik yang
damai dan stabil.
Kedua negara, kata Yoon, juga
memiliki kepentingan yang sama mempertahankan tatanan internasional berdasarkan
norma dan hukum internasional.
Yoon juga menganggap Indonesia
sebagai pemimpin ASEAN yang berhasil memperkuat kemitraan antara Seoul dan
asosiasi negara Asia Tenggara itu.
2. Pamer Jet Tempur KF-21
Dalam kesempatan itu, Yoon juga
memamerkan kesuksesan uji coba jet tempur supersonik KF-21 Boramae.
"KF-21 atau IFX jet tempur
generasi terbaru yang kemungkinan kedua negara telah sukses melakukan uji coba
terbang perdana beberapa waktu ini. Kedua negara menyambut capaian
tersebut," kata Yoon saat konferensi pers bersama yang disiarkan kanal
YouTube Sekretariat Presiden.
Indonesia dan Korsel, lanjutnya,
bertekad untuk terus menjalankan kerja sama pengembangan jet tempur bersama
hingga selesai dikembangkan.
Lebih jauh Yoon menerangkan bahwa
program kerja sama lain di industri pertahanan juga akan terus dijalankan
secara proaktif dengan memanfaatkan kemampuan teknologi dan produksi Korsel
yang berkelas dunia.
Jokowi yang turut hadir dalam
konferensi pers tak menyinggung sama sekali soal KF-21 yang sukses uji coba
itu.
3. Korsel Ikut Bangun IKN
Yoon dan Jokowi juga meneken Nota
Kesepahaman (MoU) kerja sama teknis pemindahan dan pembangunan Ibu Kota Negara
(IKN)
Yoon mengatakan Kota Sejongbisa
menjadi referensi yang baik bagi Indonesia untuk membangun Ibu Kota Nusantara
(IKN) di Kalimantan Timur.
Kota Sejong merupakan ibu kota
administratif Korsel. Kota Sejongterletak terletak sekitar 112 kilometer dari
Ibu Kota Seoul.
"Pengalaman Korea Selatan dalam
pembangunan Kota Sejong bisa dijadikan referensi yang baik bagi
Indonesia," kata Yoon saat konferensi bersama Jokowi.
Rencana pemindahan ibu kota dari
Seoul ke Sejong sudah muncul sejak 2002. Proses pembangunan dan pemindahan Ibu
Kota dari Seoul ke Sejong resmi dimulai pada 2005. Pemindahan ini dengan
ditandai pengesahan Undang-Undang Khusus tentang Pembangunan Kota
Administratif.
Selain IKN, Korsel-RI juga meneken
protokol perubahan MoU antara Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Republik Indonesia dengan Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, dan
Transportasi Republik Korea tentang kerja sama teknis pemindahan dan
pembangunan Ibu Kota Negara (IKN).
MoU antara Kementerian Koordinator
Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia dengan Kementerian Kelautan
dan Perikanan Republik Korea tentang kerja sama maritim juga disepakati.
4. Bahas Korut sampai Ukraina
Dalam pertemuannya, Jokowi dan Yoon
juga turut membahas sejumlah isu kawasan dan global yang menjadi perhatian
kedua negara.
Yoon menegaskan Korsel siap membantu
Ukraina dalam situasi perang.
Yoon juga memaparkan RI dan Korsel
bekerja sama secara intensif terkait situasi di Ukraina, terutama soal krisis
pangan dan energi dampak dari konflik di negara eks Uni Soviet itu.
Yoon dan Jokowi juga memandang
ancaman nuklir Korea Utara mengkhawatirkan lantaran bisa merusak stabilitas dan
keamanan kawasan, bahkan dunia.
"Kami punya pandangan yang sama
bahwa ancaman rudal dan nuklir dari Korea Utara mengkhawatirkan," ujar
Yoondalam konferensi pers bersama Jokowi yang disiarkan YouTube Sekretariat
Presiden.
Ia kemudian berujar, "Kami
sepakat berupaya dapat untuk menyatukan masyarakat internasional dalam
menghadapi hal tersebut."
0 Komentar