HASIL "MISI DAMAI" JOKOWI-PUTIN DI MOSKOW

 


JAKARTA-
Presiden Rusia Vladimir Putin mengaku menyampaikan secara detail perkembangan terkait Ukraina kepada Presiden RI Joko Widodo, dalam pertemuan keduanya di Kremlin, Moskow, Rusia, Kamis (30/6).

"Tentu saja, selama pembicaraan kami membahas beberapa masalah regional dan internasional yang mendesak lainnya. Saya memberi tahu Presiden (Jokowi) secara rinci tentang perkembangan di Ukraina," kata Putin saat menyampaikan pernyataan pers bersama Presiden Jokowi di Kremlin, Rusia, sebagaimana dipantau di Jakarta, Jumat (1/7) dini hari.

Putin tidak mengungkapkan lebih lanjut penjelasan detail terkait Ukraina yang disampaikannya kepada Jokowi. Putin lebih banyak menyampaikan diskusi tentang kerja sama bilateral antara Rusia dengan Indonesia.

Dia mengatakan bahwa Rusia dan Indonesia berupaya untuk mengoordinasikan posisinya di PBB dan organisasi internasional lainnya, termasuk ASEAN yang akan dipimpin Indonesia tahun depan.

Dia juga menyampaikan Rusia mendukung upaya Indonesia untuk mempersiapkan dan menyelenggarakan KTT G20 yang berlangsung di Indonesia tahun ini.

Sebagaimana diketahui, Presiden RI Joko Widodo menemui Presiden Putin di Moskow, untuk mendorong perdamaian antara Rusia dengan Ukraina yang kini tengah berperang.

Pertemuan dengan Putin dilakukan setelah sebelumnya Jokowi menemui Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy di Kyiv, Ukraina.

Presiden Jokowi menyampaikan meskipun situasi saat ini masih sangat sulit, namun penyelesaian damai penting untuk dikedepankan dengan membuka ruang-ruang dialog.

Presiden Jokowi juga mengaku telah menyampaikan pesan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy kepada Presiden Putin dan menyatakan siap membantu menjembatani komunikasi kedua pemimpin untuk upaya perdamaian kedua negara.

Dalam pertemuannya, setidaknya ada lima hal yang dibicarakan Jokowi dan Putin. Berikut rangkumannya:

1. Dorong Perdamaian

Misi utama Jokowi berkunjung ke Moskow adalah mendorong perdamaian antara Ukraina dengan Rusia.

Meski suasana masih memanas di antara kedua negara tersebut, Jokowi mengatakan, Konstitusi Indonesia mengamanatkan agar Indonesia selalu berusaha berkontribusi bagi terciptanya perdamaian dunia.

"Isu perdamaian dan kemanusiaan selalu menjadi prioritas politik luar negeri Indonesia. Dalam konteks inilah, saya lakukan kunjungan ke Kyiv dan Moskow," kata kata Jokowi saat bertemu Putin di Istana Kremlin, Kamis (30/6).

2. Buka Ruang Dialog Ukraina-Rusia

Jokowi menilai dialog perdamaian tetap menjadi urgensi penyelesaian konflik antara kedua negara. Dalam hal ini, Jokowi mengaku siap menjadi jembatan komunikasi antar kedua pemimpin negara tersebut.

"Saya telah sampaikan pesan Presiden Zelensky untuk Presiden Putin dan saya sampaikan kesiapan saya untuk menjadi jembatan komunikasi antara dua pemimpin tersebut," ucap Jokowi.

3. Jaminan Keamanan Rusia bagi Jalur Ekspor Pangan Ukraina

Pembahasan lainnya, kata Jokowi, yakni masalah terganggunya rantai pasok pangan dan pupuk yang bisa berdampak kepada ratusan juta masyarakat dunia, terutama di negara berkembang.

"Saya tadi banyak berdiskusi dan menekankan bahwa pangan dan pupuk adalah masalah kemanusiaan. Merupakan kepentingan masyarakat dunia dan ratusan orang terdampak dengan terganggunya rantai pasok pangan dan pupuk terutama di negara-negara berkembang," jelas Jokowi.

"Saya sangat menghargai Presiden Putin yang tadi menyampaikan bahwa memberikan jaminan keamanan untuk pasokan pangan dan pupuk baik dari Rusia dan juga Ukraina. Ini sebuah berita yang baik," lanjutnya.

4. Reintegrasi Pangan dan Pupuk Rusia-Ukraina di Dunia

Invasi Rusia ke Ukraina mengancam krisis pangan global. Menanggapi hal tersebut Jokowi mengatakan mendukung upaya PBB reintegrasi komoditas pangan dan pupuk Rusia dan komoditas pangan Ukraina dalam rantai pasok dunia.

"Khusus untuk jalur ekspor produk pangan Ukraina, terutama melalui jalur laut, saya sangat menghargai Presiden Putin yang tadi menyampaikan bahwa memberikan jaminan keamanan pasokan pangan dan pupuk dari Ukraina maupun Rusia, ini sebuah berita yang baik," ujar Presiden.

Sebelum invasi Rusia berlangsung pada 24 Februari, Ukraina adalah salah satu pemasok gandum terbesar bagi Indonesia. Namun, gegara blokade di perairan Rusia dan Ukraina, pasokan gandum Ukraina via Laut Hitam terhenti.

5. Murni Upaya Perdamaian

Di akhir pernyataannya, Presiden Jokowi kembali menegaskan bahwa Indonesia tidak memiliki kepentingan apapun. Ia hanya ingin melihat perang dapat segera selesai dan rantai pasok pangan, pupuk dan energi dapat segera diperbaiki.

"Saya ajak seluruh pemimpin dunia untuk bersama kembali menghidupkan semangat multilateralisme, semangat damai dan semangat kerja sama. Karena hanya dengan spirit ini perdamaian dapat dicapai," kata Jokowi.

Posting Komentar

0 Komentar