DIREKTUR INADIS SEBUT "MISI DAMAI" JOKOWI SEBAGAI DIPLOMASI MELAYAT, APA ITU?

 


JAKARTA-
Direktur Eksekutif Indonesian Institute of Advance International Studies (Inadis) Ple Priatna memuji keberanian Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat mengunjungi Ukraina dan Rusia membawa Ibu Negara Iriana Jokowi. Dia menilai perjalanan Jokowi ke dua negara itu sangat berisiko.

"Pak Jokowi dengan segala keberaniannya melangkah lebih jauh untuk mendatangi Ukraina ya, bahkan melakukan perjalanan darat dengan kereta api yang begitu berisiko. Termasuk membawa ibu negara yang tidak pernah dilakukan oleh kepala negara yang lain, pemimpin negara yang lain di sini, itu fakta," kata Priatna dalam acara Adu Perspektif dengan tajuk 'Dampak Politik Juru Damai Jokowi' yang diadakan detikcom dan Total Politik, Rabu (6/7/2022).

"Sekjen PBB datang tidak dengan menghasilkan apa-apa, kemudian ada Presiden Macron, ada Kanselir Olaf, ada Presiden Ceko, ada banyak pemimpin termasuk PM Boris Johnson ke sana. Tapi tidak melakukan apa yang bisa kita lakukan," tambahnya.

Priatna menyebut kunjungan Jokowi-Iriana itu sebagai ekspresi dari sebuah kemampuan Indonesia yang sangat sederhana. Ia menyebut lawatan Jokowi ke Ukraina sebagai diplomasi melayat.

"Mendatangi orang yang sedang berduka, kita coba melihatnya ada rumah yang.. ada keluarga yang meninggal, ada keluarga yang kesusahan. Nah kita datang nih, kita lihat rumahnya, kita lihat keadaannya. Nah di sini saya melihat ini sebagai sebuah pendekatan kemanusiaan yang tinggi, keprihatinan yang tinggi dan keprihatinan yang tinggi terhadap apa yang disebut perasaan untuk memberi perhatian yang tinggi," ucapnya.

Mantan diplomat Indonesia itu mengatakan Jokowi sebagai pemimpin dari Asia pertama yang mengunjungi negara yang tengah berkonflik itu mengagetkan publik Ukraina. Jokowi, kata dia, membuat langkah kemajuan dengan kunjungan membawa Iriana.

"Memang sudah memberikan satu langkah kemajuan ya buat kita, bahwa ada sentuhan emosional di sini. Sentuhan bahwa kita memberi perhatian produktif terhadap korban yang mendapatkan kondisi yang tidak begitu baik karena akibat dari peperangan," ujarnya.

Lalu, Priatna bicara terkait potret dramatis dalam perjalanan Jokowi ke Ukraina dan Rusia. Dia menilai untuk menciptakan rasa saling percaya pasti ada suatu yang drama.

"Ada satu situasi ya satu potret yang dramatis, nah itulah bagian dari perjalanan sebuah perjalanan membuka dialog perjalanan untuk menciptakan saling kepercayaan itu pasti ada suatu yang drama. Bagaimana ingat Kim Jong Un itu yang di Vietnam pertemuannya dia naik kereta, bagaimana diplomasi, ini dipertemukan dalam situasi yang penuh dengan cerita di belakangnya," imbuhnya.


Posting Komentar

0 Komentar