Pelanggar HAM Berpotensi Pimpin NKRI, Aktivis Kudatuli 96: Tidak Bisa Dibiarkan, Kita Lawan !

  


Langkah mantan aktivis 98 sekaligus Politikus PDIP, Budiman Sudjatmiko yang seolah memperlihatkan dukungannya untuk Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto di Pilpres 2024 ditentang banyak pihak. Salah satu bentuk protes juga dilayangkan kawan dekat Budiman, Sekjen Partai Rakyat Demokratik (PRD) Petrus Hariyanto.

Petrus menegaskan, Budiman yang dulu merupakan Ketua Umum PRD telah mengkhianati perjuangan kawan-kawannya, terutama kasus penculikan aktivis reformasi yang dilakukan Tim Mawar Kopassus. Tim tersebut, kala itu dipimpin Prabowo Subianto.

"Apa yang dilakukan oleh kawan kami, Budiman Sudjatmiko, sungguh langkah yang membuat kami kecewa karena dia menjadi bagian dari gerakan yang ingin melupakan sejarah masa lalu. Impunitas akan terus langgeng," kata Petrus.

Dia menegaskan, dirinya dan mantan aktivis PRD lainnya ingin semua kasus pelanggaran HAM berat yang terjadi menjelang reformasi 1998 diusut tuntas. Termasuk, kasus penculikan yang menimpa aktivis PRD. Menurut dia, masih ada rekannya yang belum ditemukan sampai saat ini.

Petrus berpendapat jika kasus-kasus tersebut tidak diselesaikan, maka kejadian serupa berpotensi terulang kembali. "Bagi kami, penyelesaian masa lalu itu bukan soal balas dendam, tetap utang kami pada masa depan," ujarnya.

"Kalau ini tidak diselesaikan kami khawatir bangsa ini akan selalu mengulang karena secara historis peristiwa pengulangan pengulangan atau periodisasi-periodisasi pelanggaran HAM itu tidak terjadi pada satu masa, tapi terus berulang karena tidak pernah diselesaikan oleh bangsa ini," imbuhnya.

Lelaki yang pernah dipenjarakan saat Orde Baru karena dituding menjadi dalang peristiwa Kudatuli 1996 itu juga mengaku sedih melihat Prabowo tetap bisa menjadi menteri pertahanan dan bisa berkontestasi di Pilpres mendatang.

Kondisi ini, menurut Petrus menunjukkan bahwa bangsa Indonesia sangat permisif terhadap para pelaku pelanggaran HAM.

"Hari ini dia (Prabowo) punya potensi jadi presiden. Kami sedih, sangat sedih dan tentunya kami ingin menyumbangkan tenaga bahwa ini tidak boleh dibiarkan, harus ada proses perlawanan," kata dia.

Posting Komentar

0 Komentar