Jokowi “Sang Rekonsiliator”! Kemampuan Rekonsiliasi Jokowi Diacungi Jempol Fahri Hamzah

  


Wakil Ketua Umum DPN Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Fahri Hamzah memuji langkah Presiden Joko Wdodo (Jokowi) dalam melakukan upaya rekonsiliasi dan konsolidasi elite saat ini.

Fahri mengatakan, jika elite bersatu dalam situasi krisis saat ini, maka akan banyak manfaatnya.

“Tapi sebenarnya upaya rekonsiliasi dan konsloidasi elite itu, sudah dilakukan Pak Jokowi sebelum adanya Covid-19,” ujarnya.

Upaya melakukan rekonsiliasi, ungkap mantan Wakil Ketua DPR RI itu, sudah dilakukan Jokowi ketika merevisi Perubahan Ketiga atas Undang-Undang (UU) Nomor 17 Tahun 2014 tentang MPR, DPR, DPD dan DPRD pada 2019 lalu, yang kemudian menjadi UU No.13 Tahun 2019.

Sebab, jika mengacu pada UU MD3 yang lama, maka tidak semua partai mendapatkan kursi pimpinan DPR/MPR Ri, tapi hanya partai yang masuk 5 besar saja, yang mendapatkan. Namun setelah direvisi, akhirnya semua pimpinan mendapatkan kursi Pimpinan MPR RI, termasuk PKS dan Partai Demokrat yang menjadi oposisi yang seharusnya tidak dapat.

Artinya, Presiden Jokowi sudah melakukan rekonsiliasi dan konsolidasi elite sebelum ada Covid-19, dimana ketika itu dunia dalam keadaan biasa-biasa dan tenang-tenang saja.

“Dan ketika kita diundang Pak Jokowi, waktu itu belum deklarasikan Partai Gelora. Pesan kita ke Pak Jokowi, teruskan rekonsiliasi yang sudah bapak rintis di UU MD3. Kemudian dalam pidatonya, Pak Jokowi ngomongnya selalu rekonsiliasi,” katanya.

Sehingga Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno yang merupakan rivalnya di Pilpres 2019, akhirnya ditarik masuk ke kabinet, menjadi Menteri Pertahanan dan Menteri Pariwisata & Ekonomi Kreatif.

Menurut Fahri, rekonsiliasi yang dirancang Jokowi sebelum krisis itu satu inisiatif yang tepat, setelah terjadi pembelahan dua kali yang keras. Tapi sayang, tiba-tiba awal 2020, Covid-19 datang.

Posting Komentar

0 Komentar