BUKTI LAINNYA JOKOWI SUKSES PUASKAN RAKYAT INDOMETER: KEPUASAN PUBLIK CAPAI 76,7%

  


Hasil survei yang dilakukan oleh lembaga survei Indometer menunjukkan tingkat kepuasan publik kepada Presiden Joko Widodo atau Jokowi mencapai 76,7 persen menjelang tahun politik.

"Temuan survei yang dilakukan Indometer menunjukkan tingkat kepuasan publik terhadap Jokowi mencapai 76,7 persen," kata Direktur Eksekutif lembaga survei Indometer Leonard SB melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu (5/2/2023).

Dia menjelaskan kilas balik setahun terakhir menunjukkan tingkat kepuasan publik terhadap kepala negara bertahan pada kisaran di atas 75 persen. Bahkan, pada survei terbaru 8,6 persen publik menyatakan sangat puas terhadap kinerja pemerintahan Jokowi.

"Menjelang tahun politik, publik mengapresiasi kepemimpinan Jokowi dengan tingkat kepuasan mencapai 76,7 persen," ungkap dia.

Dia mengatakan anggapan bahwa tahun politik akan menggerus kepuasan publik terhadap eks Wali Kota Solo tersebut relatif tidak terbukti.

Kemudian menghangatnya situasi politik dilandasi kepentingan partai-partai politik untuk mendulang suara, terlepas dari fakta sebagian besar partai berada dalam baris pemerintahan saat ini.

"Sebut saja NasDem, meskipun berada dalam koalisi pemerintahan Jokowi, memilih mengusung Anies Baswedan sebagai capres yang kerap menjadi simbol oposisi dan antitesis Jokowi," kata Leonard.

Sejumlah faktor dinilai turut mendukung tingginya kepuasan publik terhadap Jokowi. Pada penghujung tahun 2022 pemerintah memutuskan mencabut kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) secara nasional.

"Dicabutnya PPKM menjadi awal dari transisi menuju berakhirnya pandemi, dan memberikan sinyal positif bagi gerak perekonomian Indonesia," ucapnya.

Kemudian di tengah ancaman resesi global, kinerja perekonomian Indonesia justru cenderung positif dan terbukti resiliens.

"Meskipun Indonesia diyakini tidak akan memasuki resesi, Jokowi juga mewanti-wanti situasi seperti resesi tetap akan dirasakan sebagai dampak menurunnya perekonomian global khususnya terhadap sektor pangan dan energi," ujar dia.

Posting Komentar

0 Komentar