TAKLUKAN BANJIR JUWANA PATI GANJAR GERCEP BANGUN KOLAM RETENSI DAN POLDER TAHUN INI !

 


Untuk membebaskan warga dari banjir musiman kawasan sekitar sungai Silugonggo, khususnya di wilayah Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta penanganan teknis seperti pembuatan polder, kolam retensi, rumah pompa, dan tanggul di Juwana segera dilakukan tahun ini.

Menurut Ganjar Pati merupakan karakteristik daerah yang memang cekungan. Hal ini tidak bisa dibiarkan begitu saja dan hanya pasrah pada alam karena tantangan berikutnya adalah rob. Setiap bulan purnama pasti akan ada sea level raise ya, kenaikan muka air laut, yang itu nanti akan balik airnya, dan di area-area pesisir pasti akan terdampak

Selain daerah itu, masih ada sejumlah area lain di wilayah Pati, yang juga menjadi langganan banjir saat memasuki musim hujan. Ganjar sudah gerak cepat meminta Penjabat Bupati, camat, kades, dan PUPR, untuk membantu memetakan daerah-daerah rawan banjir itu. Bahkan, Ia sudah berkomunikasi langsung dengan Menteri PUPR terkait banjir di Pati dan Kudus yang berkaitan.

“Di area cekungan memang harus dengan reengineering, teknik, apakah ditanggul, tadi usulannya dibuat polder, kemudian dipompa. Jadi kolam-kolam retensinya dibuat. Nah, Pati harus punya itu, kalau tidak, ini begini (banjir). Ketika kita melihat masyarakat seperti itu, ya teknis penanganannya tidak boleh lama, 2023 ini mesti ditangani,” jelas Ganjar.

Dilanjutkan Ganjar, teknik penanganan itu akan dikerjakan bersama antara Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Pemerintah Kabupaten Pati, Kementerian PUPR, dan Balai Besar Wilayah Sungai.

“Tugas kami dari pemerintah adalah mencarikan sumber anggarannya. Nah, secara teknis nanti saya minta PUPR untuk mendesain area-areanya, titik-titiknya, nanti kerja sama dengn BBWS. Biar kami memfasilitasi dari provinsi, sehingga ini mesti diselesaikan secara lebih komprehensif,” katanya.

Menurut Ganjar, penanganan yang saat ini sudah terlihat dan cukup efektif mengurangi dampak luapan sungai Silugonggo, adalah pembangunan jalan atau jalur evakuasi, yang sekaligus berfungsi sebagai tanggul. Pembangunan tanggul itu menggunakan dana desa,  yang diharapkan mampu mengontrol luapan air.

Ganjar menegaskan, penanganan banjir di Pati, khususnya wilayah Juwana, memang harus dikerjakan bersama. Penataan di beberapa area juga harus melibatkan pihak lain. Misalnya,  terkait sedimentasi di muara Juwana, yang harus segera dinormalisasi dan ditata dengan baik. Penataan itu membutuhkan keterlibatan nelayan terkait tambatan perahu, dan BBWS untuk pengelolaan sungai.

“Nanti Kementerian Perhubungan dan Kementerian PUPR saya ajak bicara. Maksud saya, khusus Juwana ini kita tata betul karena ini legend lho. Terkenal produk perikanannya bagus, sayang nanti kalah kemudian itu terdistorsi oleh menajemen yang buruk apalagi di area terbuka. Ini bagian yang sudah masuk dalam obrolan saya dengan Pak Menteri,” tutupnya.

Posting Komentar

0 Komentar