DIUTUS JOKOWI UNTUK LAWAN EROPA INI UPDATE TERBARU LANGKAH “WONDER WOMEN” MENLU RETNO MARSUDI !

 


Pemerintah Indonesia di era Jokowi tak gentar melawan kekalahan gugatan Uni Eropa di Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/WTO).

Jokowi menunjuk perempuan tangguh yakni Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Lestari Priansari Marsudi untuk tidak takut dan mengajukan banding melawan Uni Eropa di WTO atas kasus pelarangan ekspor bijih nikel mentah milik RI ke luar negeri.

Juru Bicara Kemlu RI Teuku Faizasyah, memberikan kabar terbaru. Ia menyebutkan bahwa surat banding gugatan di WTO itu sudah diberikan setelah melakukan koordinasi dengan Kementerian Perdagangan (Kemendag).

"Dalam proses kita menyampaikan posisi kita atas isu ini sebelumnya, koordinasi dilakukan antara Kemlu dan Kementerian Perdagangan," jelas Teuku.

Ia menyebut banding oleh Indonesia, bagian dari proses sesuai dengan apa yang WTO lakukan sebelumnya, telah melalui satu proses yang sama.

"Submission telah disampaikan kepada WTO pada 8 Desember 2022. Jadi sebenarnya ini sudah berproses ya. Saya tidak tahu akan perlu waktu berapa lama untuk membahas berbagai argumentasi yang disampaikan Indonesia," lanjutnya.

Sebagai informasi, Indonesia saat ini sedang dalam sengketa hukum perdagangan dengan UE di WTO. Gugatan Indonesia ke WTO oleh Uni Eropa itu terjadi atas kebijakan pemerintah Indonesia melarang ekspor bijih nikel ke luar negeri.

Pada Oktober 2022 kemarin, Indonesia dinyatakan kalah atas gugatan di WTO itu. Meskipun kalah, dalam pesan terakhir yang disampaikan oleh Jokowi menyebutkan untuk tidak takut dan tidak mundur menghadapi kekalahan gugatan Uni Eropa di WTO itu.

Seperti yang diketahui, Presiden Jokowi sejak tiga tahun lalu sudah melarang ekspor bijih nikel ke luar negeri. Kegiatan larangan ekspor itu dibarengi dengan pengembangan hilirisasi di dalam negeri.

Dengan pelarangan ekspor itu, Presiden Jokowi bilang bahwa Indonesia mendapatkan lompatan nilai tambah yang signifikan. Dari yang sebelumnya hanya berkisar Rp17 triliun menjadi Rp360-an triliun pada tahun-tahun 2021.

Posting Komentar

0 Komentar