Presiden RI Joko Widodo (Jokowi)
memerintahkan untuk mencari investor baru di wilayah kerja gas raksasa Blok
Masela. Investor baru itu sebagai pengganti dari Shell yang menyatakan mundur
menjadi pendamping Inpex di Lapangan Gas Abadi itu.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian
(Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto mengatakan bahwa diharapkan pemerintah
bisa menegosiasikan investasi Blok Masela yang direncanakan mencapai US$ 20
miliar atau mencapai sekitar Rp 287 triliun itu.
"Dan ini investasi dari Shell rencana
divestasi arahan bapak Presiden ini untuk segera dinegosiasikan dan dicarikan
investor baru, termasuk mempertimbangkan Soverign Wealth Fund INA di dalam
project tersebut," ungkap Menko Airlangga usai rapat terbatas di Istana
Kepresidenan, Rabu (24/8/2022).
Sebelumnya, Satuan Kerja Khusus Pelaksana
Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyebut bahwa PT Pertamina
(Persero) saat ini tengah berupaya untuk masuk ke dalam pengelolaan Blok Masela.
Hal tersebut menyusul himbauan dari
Presiden Joko Widodo yang meminta agar Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dapat
turut terlibat dalam pengelolaan migas jumbo tersebut.
Plt. Kepala Divisi Program dan Komunikasi
SKK Migas Mohammad Kemal mengatakan bahwa Pertamina sendiri diketahui belum
mengajukan proposal penawaran untuk masuk ke Blok Masela. Hanya saja,
perusahaan migas pelat merah itu tengah melakukan kajian untuk pengambilalihan
hak partisipasi Blok Masela dari Shell.
Namun Kemal tak membeberkan seberapa besar
nanti hak partisipasi yang akan diambil. Shell sendiri saat ini memiliki 35%
hak partisipasi di Blok Masela. "Yang saya pahami (Pertamina) sedang
mengevaluasi data," ujar Kemal kepada CNBC Indonesia, Kamis (4/8/2022).
Adapun selain Pertamina, Kemal juga
membeberkan bahwa terdapat perusahaan asal Amerika Serikat yang tengah
menjajaki peluang untuk masuk ke Blok Masela. Ia pun berharap pengganti Shell
di Blok Masela dapat segera menemui titik kejelasan.
Mengingat, Shell telah membuka datanya ke
sejumlah investor untuk menggantikan posisinya. "Iya betul (perusahaan
asal AS), ada beberapa perusahaan yang sedang melihat data Masela. Kami
mengharapkan bisa selesai dalam waktu dekat agar isu partnership dari Lapangan
Abadi bisa cepat selesai," ujar Kemal.
Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto
memprediksi akan ada tambahan biaya investasi hingga sebesar US$ 1,3 Miliar
atau Rp 19,38 triliun (kurs Rp 14.912/US$) dalam pengembangan Lapangan Abadi
Blok Masela.
Hal tersebut menyusul adanya penambahan
fasilitas Carbon Capture, Utilizaton and Storage (CCUS) untuk proyek tersebut.
"Kemarin mereka (Inpex) sudah selesai studi, ini diperkirakan bisa sampai
US$ 1,2 sampai US$ 1,3 miliar," ujar Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto saat ditemui
di Gedung Kementerian ESDM, Senin (22/8/2022).
0 Komentar