Joko Widodo menyampaikan, bahwa pandemi Covid-19 selama 2,5 tahun terakhir mampu memperlihatkan sistem kesehatan nasional yang butuh diperbaiki dan ditingkatkan untuk melayani seluruh masyarakat. Jokowi mengungkapkan, momentum tersebut merupakan saat yang tepat untuk memperbaiki sistem kesehatan di Tanah Air.
Demikian disampaikan Jokowi saat meninjau
sekaligus meresmikan Tower A dan B RSUD dr. Soedarso di Kota Pontianak,
Provinsi Kalimantan Barat, pada Selasa, (9/8).
“Kita
banyak sekali belajar dari pandemi 2,5 tahun ini, melihat bagaimana sistem
kesehatan nasional kita, mana yang harus kita perbaiki, mana yang lamban yang
harus dipercepat, sarana apa yang harus dibeli, semuanya kelihatan ! pada saat kita
menderita memang jadi kelihatan semuanya, pada saat krisis kesehatan karena pandemi
kelihatan semuanya, mana yang enggak benar kelihatan, mana yang lamban
kelihatan, mana yang kurang kelihatan, inilah yang kita perbaiki,”
ujar Jokowi.
Presiden
juga menyayangkan apabila masyarakat di Tanah Air, dalam hal ini Kalimantan Barat,
masih melakukan pengobatan ke luar negeri. Untuk itu, saat Gubernur Kalimantan
Barat meminta bantuan dari pemerintah pusat dalam pembangunan tower baru RSUD
dr. Soedarso, pemerintah pusat menyanggupinya.
“Saya
itu paling sedih kalau mendengar ada warga negara kita yang sakit kemudian
perginya ke luar negeri, ke Malaysia, ke Singapura, ada yang ke Jepang, ke
Amerika. Khusus untuk Kalimantan Barat saya mendengar banyak sekali yang ke
Kuching. Berapa outflow kita? Uang yang keluar untuk membiayai yang sakit dan
ke luar negeri, lebih dari Rp110 triliun setiap tahunnya,” ucap Kepala Negara.
Presiden
meyakini bahwa RSUD dr. Soedarso yang memiliki luas tanah 26,63 hektare
tersebut memiliki fasilitas modern yang mampu melayani dan menangani
kasus-kasus atau penyakit yang ada di masyarakat. Dengan demikian, diharapkan
masyarakat di Kalimantan Barat tidak perlu pergi ke luar negeri untuk berobat.
“(Pembangunan)
habis Rp205 miliar, alkesnya juga kurang lebih Rp200-an miliar, ini yang
namanya gotong royong untuk menyelesaikan tadi uang yang harus keluar karena
tidak siapnya rumah sakit kita. Tadi saya cek, ada 277 tempat tidur, cek ruang
operasi, cek ICU semuanya saya lihat, sudah super modern saya jadi ingatkan
enggak usah (berobat) ke luar (negeri), di sini sudah cukup untuk menangani
kasus-kasus yang ada,” ujar Presiden.
Sementara
itu, Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji mengatakan bahwa rumah sakit tersebut
tidak akan dikategorikan berdasarkan kelas, melainkan penanganan jenis penyakit
setiap pasien.
“Rumah
sakit ini nanti dioperasikan tanpa kelas, Pak, karena kami berpendapat rumah
sakit itu, kelas itu (seharusnya) tergantung dari jenis penyakitnya. Jadi tidak
memandang dari sisi kemampuan membayar, tetapi dari sisi jenis penyakitnya,”
tuturnya.
Turut
mendampingi Presiden dan Ibu Iriana Joko Widodo dalam acara tersebut antara
lain Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin,
Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri PUPR Basuki Hadimudjono, dan Direktur RSUD
dr. Soedarso drg. Yuliastuti Saripawan.
0 Komentar